Pada zaman dahulu dikaki gunung di sebuah desa yang berada
di tepian sungai hiduplah seorang pemuda yang bertubuh gemuk, dan biasanya dia
di panggil dengan nama si gendut.
Suatu hari si gendut ini merasa bosan sekali karena tidak
ada hal yg di kerjakan sama sekali, dan akhirnya karena kebosanan yg melanda
itu dia memutuskan untuk berjalan-jalan keluar rumah dan pergi ke sungai untuk memancing,
"ya kegiatannya yg sangat cocok untuk mengisi waktu luang, sambil
menikmati desir angin sungai", gumamnya dalam hatinya.
Tak berapa lama setelah melemparkan kail pancingnya ia tak
kunjung dapat, "ah yang benar saja ini, dari tadi mancing kok gak
dapat-dapat, ini ikan-ikan pada puasa semua apa ya!!". Terang saja dia
tidak mendapatkan ikan sama sekali lah dia lupa pasang umpan di mata pancingnya,
"waduh piye toh Yo kok sampe iso lali pasang panjang cacing iki, pantesan
gak dapat-dapat dari tadi" gumamnya setelah beberapa saat mengangkat kail
pancingnya,
Dan setelah beberapa saat yg lalu setelah umpan cacing di
pasang, akhirnya dapatlah ia ikan yg tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil, "wah lumayan iki buat makan malam, hehehehe, mancing lagi ahh, kali
aja dapat yg lebih besar lagi". Karena terlalu asyik dan terlalu fokus
memancing ia tidak memperhatikan kalau-kalau ada seekor ayam jago yg
menghampiri ikannya tadi, dan dipauklah ikan hasil dari memancingnya tadi, dan
di bawah kabur berlari begitu saja. Tersadar lah si gendut dan bergegas mengejar
ayam yg telah mematuk ikannya tadi, ia kejar terus dan sambil mencari-cari
siapa pemilik ayam tersebut, akhirnya ayam itu masuk ke sebuah pekarangan rumah
salah seorang tetangganya yang seorang pak RT tersebut.
Tanpa berpikir panjang karena sudah sangat kesal ia
beranikan diri untuk masuk ke pekarangan pak RT sambil mencari-cari dimana ayam
itu bersembunyi, dan tiba-tiba pak RT datang,
Pak RT : hehh, gendut sedang apa kamu dihalaman rumahku,
jangan-jangan kamu mau maling mangga ya?
Si gendut : bbbuukan pak!! (dengan muka kagetnya)
Pak RT : lalu sedang apa kamu disini?
Si gendut : ah, ah, anu, anu, saya sedang mencari ayam jago
yang sudah memakan ikan yg saya dapat pas mancing tadi!
Pak RT : lah kenapa kami cari kesini?
Si gendut : tadi pas saya kejar larinya kesini pak, nah, nah,
nahh itu ayamnya pak,,!!
Pak RT : kl itu ayam jago saya, jadi yg memakan ikan hasil
mancing mu tadi ayam itu,,
Si gendut : iiiya pak, padahal ikan itu mau saya buat lauk
makan malam, terus sekarang sudah tidak ada, dan saya minta ganti rugi pak.
Pak RT : ya sudah kalau seperti itu ayam jago itu saja buat
kamu, kamu bawa pulang sebagai ganti dari ikan yg telah di makan tadi, jangan
lupa di jaga dan rawat baik-baik.
Si gendut : iiya pak, terima kasih,
Setelah itu si gendut pun membawa ayam jago tersebut pulang,
dan di masukkannya si ayam kedalam kurungan, namun sayang entah karena sudah kelelahan
karena mengejar ayam itu ia sampai lupa menutup pintu kurungan ayam tersebut, dan
apa yang terjadi tak seberapa lama setelah ayam itu di tinggal oleh si gendut,
jalan-jalan lah si ayam itu kerumahnya tetangga yg sedang menjemur padi, dan si
ayam tersebut pun memakan padi-padi yg sedang di jemur tersebut, dan tak berapa
lama si empunya yg jemur padi pun keluar di usir pergi si ayam tp karena lapar
si ayam tak mau pergdan masih tetap memakan padi-padi itu.
Bu Jum : ehh dasar ayam siapa toh itu sambil keluar membawa
alu (berjalan keluar rumah sambil marah).
Tak berapa lama terbang lah alat berat yang berbentuk alu
tersebut kearah si ayam, dan praakkkkk ayam itu terkena alu dan menggelikan
nafas terakhirnya. Dan si gendut yg tiba-tiba tersadar, dan lalu mencari
ayamnya ke kiri dan kanan dan mendapati ayamnya telah tergeletak di depan rumah
tetangga nya,,,
Si gendut : Bu jum, itu ayam saya kenapa kok sudah mati di
depan rumah Bu jum.?
Bu jum : loh itu ayam mu toh Ndut,
Si gendut : iya Bu jum
Bu jum : lah salahnya ayam mu makan padi yang sedang ku
jemur, kulemparlah itu ayam pakek alu itu, lah gak tahu kl sampai mati gtu.
Si gendut : walah Bu jum harus ganti ayam saya kl gtu,
Bu jum : loh ganti gimana, nduk,
Si gendut : ya di ganti Bu jum, apa saja,
Bu jum : ya sudah bawa saja alu itu sebagai ganti ayam mu
dan sekaligus sebagai permintaan maaf ku.
Setelah itu dia membawa alu tersebut dan dia berjalan menuju
persawahan sambil menyeret alu tersebut, dalam perjalanan tak sengaja gendut berpapasan
dengan seorang penggembala kerbau, dan tanpa sengaja si kerbau menginjak alu
tersebut akhirnya patahlah alu tersebut,
Si gendut : waduh, bagaimana ini kerbau kenapa menginjak alu
punyaku jadi patah akhirnya!
Gembala : wah maaf, maaf ndut tidak sengaja terinjak oleh
kerbau ku ini, memang dasar kerbau tak pintar (sambil memarahi kerbaunya)
Si gendut : lalu bagaimana, kamu harus ganti kl gtu
Gembala : mau ganti dengan apa sedangkan aku tidak punya
apa-apa, cuma punya kerbau ini saja,
Si gendut : ya sudah berikan saja keebaumu untukku sebagai
gantinya
Gembala : ya sudah ambil saja kerbau ini sebagai gantinya,
Akhirnya setelah gembala pun memberikan kerbau yang ia
miliki itu kepada si gendut sebagai permintaan maaf dan ganti rugi.
Dengan riang se gendut pun mulai menggembalakan kerbaunya di
lapangan yang dekat dengan kebun durian, entah karena kelelahan atau karena
merasa malas, akhirnya si gendut mengikat kerbaunya di sebuah pohon durian,
tanpa ada firasat apa-apa si kerbau kejatuhan buah durian yang agak setengah
masak, dan akibat kejatuhan buah durian itu kerbau si gendut akhirnya mati. Dan
ketika si gendut terbangun ia melihat kerbaunya sudah terbujur kaku di bawah
pohon durian.
Seketika itu juga ia mencari-cari pemilik kebun durian itu,
dan bertemulah ia dengan pemilik kebun tersebut,
Si gendut : pak, apakah kebun durian ini milik mu?
Pak kebun : iya ndut kebun ini milikku, ada apa memangnya?
Si gendut : begini pak, tadi saya kan menggembalakan kerbau
saya di dekat kebun durian bapak, ehh, kok tiba-tiba ada durian jatuh,,
Pak kebun : wahh, bagus itu itu artinya duriannya sudah
mulai matang, dan kamu akan ketiban rejeki yg tak terduga,,
Si gendut : bagus apanya (mulai kesal), dapat rijeki apa pak?
Yang ada saya yang malah rugi karena kerbau
saya mati kejatuhan durian itu! ( Dengan muka kesal)
Pak kebun : ahh masak nduk, jangan bercanda ah,
Si gendut : kalau gak percaya ayo saya tunjukkan ( sambil
berjalan menuju ke kebun)
Pak kebun : loh iya, ya,, ini kenapa bisa mati kerbaumu!!(agak
bingung)
Si gendut : loh bapak tanya saya, terus saya tanya sama
siapa pak! ( Dengan nada agak marah)
Pak kebun : ya tanya saja sama kerbau mu itu, (dengan nada
suara agak tinggi)
Si gendut : lah kerbau saya kan sudah mati pak, lah ini
bangkainya,!!
Pak kebun : ohh iya ya, terus yang kamu mau apa?
Si gendut : bapak harus ganti kerbau saya yang mati ini.
Pak kebun : lah kalau gtu kamu bawa saja durian yg agak
matang ini, kan durian ini yang telah membuat keebaumu mati.
Si gendut : lah masak mau di ganti sama durian mentah ini.
Pak kebun : loh ini tidak mentah hanya kurang matang, kl
kamu gak mau ya sudah saya bawa pulang durian yg besar ini kelihatannya enak banget
( sambil menghayal)
Si gendut : ya sudah kalau seperti itu pak dari pada saya
rugi gak dapat apa-apa, mendingan saya bawa durian ini.
Akhirnya si gendut pun membawa durian tersebut dengan sangat
terpaksa, alat tetapi karena melihat durian itu belum matang dengan sempurna ia
pun berniat menyembunyikan durian itu, tapi dia tidak menemukan tempat yang cocok.
Dan sambil berjalan ia melihat seorang kakek-kakek yang tinggal di tepi kebun tersebut,
ia pun mempunyai ide untuk menitipkan durian itu ke bapak tua itu,
Si gendut : pak, bapak tinggal di gubuk ini?
Pak tua : iya ndut aku tinggal di sini, ada apa (tanya pak
tua yang penasaran)
Si gendut : begini pak, ini saya kan tadi di kasih durian
sama bapak tukang kebun, nah durian ini belum matang dan saya berniat untuk menitipkan
durian ini di sini untuk 2 hari saja sampai matang, soalnya kalau langsung saya
bawa pulang pasti akan langsung habis, kan yang tinggal di rumah saya semuanya
fans berat makan durian.
Pak tua : owalah gitu toh ndut, ya sudah tidak apa-apa kamu menitipkan
durian ini disini, jangan lupa 2 hari lagi kesini buat ambil ini,
Si gendut : okeh Mbah, terimakasih banyak,
Setelah menitipkan duriannya pada pak tua tersebut, gendut
pun pulang dengan tanpa ada yang beban, yang ada di pikirannya hanya ingin segera
belah duren di tengah siang bolong. "Ahh pasti nikmat makan duren
siang-siang" gumamnya dalam hati.
Dua hari kemudian, , , , , ,
Hari yang di tunggu pun tiba, akan tetapi hari itu tidak berjalan
sesuai dengan apa yang di ingin kan oleh si gendut. Karena si gendut bangun kesiangan.
Sementara itu ketika pagi menjelang siang di hari itu, ada seorang raja yang
sedang berjalan-jalan menikmati pemandangan kebun dan persawahan, dan ketika
sedang berjalan di kebun durian itu si putri melihat gubuk pak tua yg ada di
pinggir jalan itu, dan sang putri juga melihat durian kepunyaan si gendut yang
sudah matang dan di gantung di atas langit-langit depan rumah. Sang putri
tersebut tergiur aromah harum dari durian itu, dan meminta pada sang raja untuk
membeli durian tersebut.
Sang raja : hai,, pak tua, apa durian itu kepunyaan mu,
Pak tau : bbbuukan paduka, durian itu bukan milik Hamba (sambil
gugup)
Sang raja : lalu milik siapa durian itu?
Pak tua : durian itu milik seseorang paduka
Sang raja : sudah berikan saja durian itu, kau tak lihat
anakku sudah sangat tergiur dengan aromah durian itu, bilang saja pada yang
punya kalau sang raja meminta durian itu!
Pak tau : bbaaik paduka,,,
Tak selang beberapa lama akhirnya si gendut pun datang ke gubuk
pak tua itu, dia bertanya tentang duriannya,
Si gendut : mbah aku datang mau mengambil durian yang dititipkan
kemarin!
Pak tua : waduhhh maaf ndut durian mu sudah tidak ada, sudah
habis!
Si gendut : loh kok bisa Mbah, apa Mbah yang memakannya?
Pak tua : bukan aku ndut, akan tetapi putri raja yang memakannya,
baru saja lah itu rombongan sang raja dan putrinya masih terlihat.
Tanpa basa-basi si gendut pun langsung mengambil langkah seribu
mengejar rombongan raja dan sang putri tersebut.
Si gendut : tunggu, tunggu, sang raja tunggu sebentar!!
( Sambil berlari dengan nafas ersengal-sengal)
Raja : hai ada apa kamu menghentikan perjalanan kami?
Si gendut : maaf paduka, saya hanya ingin bertanya kepada paduka
dan tuan putri?
Raja : mau tanya apa kamu pada kami?
Si gendut : begini yang mulia, apa benar sang putri yang
memakan durian yang ada di pak tua sana itu?
Raja : iya benar, memangnya kenapa? Apa kamu pemilik durian itu?
Si gendut : iya benar yang mulia durian itu milik saya, dan
saya hendak memakannya hari ini bersama keluarga saya.
Raja : terus kamu mau apa,?
Si gendut : saya mau ganti rugi paduka raja.
Raja : ganti rugi apa yang kamu minta? Mau minta duren lagi,
kan sudah gak musim duren, atau minta jabatan?
Si gendut : saya gak minta macam-macam paduka raja!
Raja : jadi minta apa kamu sebagai gantinya?
Si gendut : saya minta yang makan duren saya tadi
Raja : maksudmu ( sambil bingung dan garuk-garuk kepala),
yang memakan tadi kan putri ku ndut.
Si gendut : nahhh,,,, itu maksud saya panduk raja.
Raja : aappaaaa, kamu minta putri ku sebagai gantinya (kaget
dan tambah bingung)
Si gendut : benar sekali tuan raja, hehehehe
Raja : hemmm,, (berpikir dengan keras)
Akhirnya sang raja pun menyetujui apa yang di minta oleh si
gendut, yang meminta sang putri sebagai ganti dari durian yang telah dimakan
oleh si tuan putri tadi. Dan kemudian se gendut untuk menikah dengan sang putri
dan si gendut pun di menjadi sekarang menjadi raja menggantikan sang raja yang
telah pensiun karena sudah tua. Si gendut pun hidup bahagia bersama si tuan
putri. Si gendut pun mengingat apa yang di bilang oleh tukang kebun durian waktu
itu " kalau kamu akan mendapatkan rejeki", nah memang benar kata tukang
kebun durian itu, "nah, ini buktinya sudah dapat rijeki nomplok ini plus
bonusnya juga". Hehehehe
Selesai...
No comments:
Post a Comment